FORUM SUKABUMI – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Sukabumi tengah mengevaluasi proyek sumur bor di Kampung Cirempak, Desa Cibitung, Kecamatan Sagaranten. Pasalnya, suplai air dari program ini masih jauh dari target yang diharapkan, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.
Proyek yang dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 dengan anggaran sebesar Rp 576.704.000,00 ini awalnya ditargetkan dapat menyuplai 50 ribu liter air per hari untuk 100 sambungan rumah tangga di Kampung Cirempak dan Kebon Kalapa. Namun, realisasi di lapangan baru mencapai sekitar 15 ribu liter atau setara dengan tiga toren berkapasitas 5 ribu liter, jauh dari rencana awal.
Evaluasi Teknis oleh Disperkim
Menanggapi kendala ini, Sekretaris Disperkim Kabupaten Sukabumi, Herdiawan Waryadi, memastikan bahwa pihaknya akan segera melakukan pengecekan ulang terhadap proyek tersebut guna mencari solusi terbaik.
“Kami akan mengevaluasi kembali melalui tim teknis dan tim pengawas. Secara spesifikasi, mesin dan peralatan yang digunakan sudah sesuai standar karena sumber air berada di kedalaman lebih dari 100 meter. Namun, kami tetap akan meneliti faktor-faktor lain yang menyebabkan suplai air tidak sesuai target,” ujar Herdiawan, Senin (17/2/2025).
Salah satu dugaan utama penyebab rendahnya suplai air adalah kapasitas pompa yang tidak cukup kuat untuk mengalirkan air dari kedalaman tersebut. Akibatnya, warga terpaksa menggunakan sistem giliran dalam pemakaian air, yang tentu tidak ideal untuk kebutuhan sehari-hari.
Harapan Warga terhadap Solusi Konkret
Kuslan, perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Cibitung, berharap Disperkim segera mengambil langkah konkret guna mengatasi permasalahan ini.
“Kami berharap ada pergantian mesin pompa yang lebih kuat agar aliran air lebih maksimal. Saat ini proyek masih dalam masa pemeliharaan selama tiga bulan dan dalam pengawasan kontraktor. Selain itu, beberapa pipa juga belum dikubur dalam tanah, yang berisiko mengganggu distribusi air. Kami berharap Disperkim bisa segera bertindak,” ungkapnya.
Permasalahan ini menjadi perhatian serius bagi warga Kampung Cirempak dan Kebon Kalapa, yang sangat bergantung pada proyek sumur bor ini untuk mendapatkan akses air bersih.
Komitmen Disperkim untuk Penyelesaian Masalah
Disperkim Kabupaten Sukabumi berjanji akan terus memantau perkembangan proyek dan melakukan langkah-langkah strategis agar penyediaan air bersih bagi masyarakat dapat berjalan optimal sesuai dengan target awal.
“Kami akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk menemukan solusi terbaik, termasuk kemungkinan penggantian pompa atau perbaikan sistem distribusi air. Kami berkomitmen agar proyek ini benar-benar memberikan manfaat bagi warga,” tambah Herdiawan.
Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan suplai air dari sumur bor Cirempak dapat segera memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga mereka tidak lagi mengalami keterbatasan air bersih di masa mendatang.***