Viral Menangis di Puncak, Dedi Mulyadi Tegaskan Kerusakan Alam Tak Bisa Dimaafkan

- Admin

Minggu, 4 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dedi Mulyadi kritik orang kaya yang rusak alam, sebut gunung sebagai ‘ibu’ yang harus dijaga. | YouTube.com / Lembur Pakuan - KDM Channel

i

Dedi Mulyadi kritik orang kaya yang rusak alam, sebut gunung sebagai ‘ibu’ yang harus dijaga. | YouTube.com / Lembur Pakuan - KDM Channel

FORUM SUKABUMI – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menyoroti persoalan kerusakan lingkungan di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat. Dalam pernyataan terbarunya, Dedi mengecam keras tindakan pihak-pihak yang merusak alam demi kepentingan pribadi.

Pernyataan itu disampaikan Dedi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (4/5/2025), sebagaimana disiarkan melalui kanal YouTube Lembur Pakuan. Ia menegaskan bahwa merusak alam sama dengan menyakiti diri sendiri, mengingat pentingnya peran alam dalam kehidupan manusia.

Baca Juga :  Polri Tegaskan Penerimaan Anggota dan Taruna Akpol Gratis, Hati-hati Penipuan!

“Itu tidak bisa dimaafkan. Gunung, laut, air, angin—itu semua adalah ibu kita,” ujar Dedi.

Sebelumnya, Dedi sempat menjadi sorotan publik usai video dirinya menangis saat menertibkan lahan di kawasan Puncak viral di media sosial. Dalam video tersebut, ia menyampaikan bahwa bagi masyarakat Sunda dan Jawa, gunung memiliki makna sakral dan harus dihormati.

Baca Juga :  DPRD Sukabumi Dukung Penghapusan Tunggakan Pajak Kendaraan di Jabar

“Saya mungkin orang yang mengerti sebagai orang Sunda. Orang Jawa pun sama. Gunung itu sesuatu yang dihormati,” jelasnya.

Selain mengkritik pelaku perusakan lingkungan, Dedi juga menyinggung perilaku kalangan ekonomi atas yang kerap melancong ke wilayah alam seperti pegunungan dan laut. Ia menyebut, hal tersebut sebagai bentuk kerinduan manusia terhadap alam yang ia ibaratkan sebagai sosok ibu.

Baca Juga :  Tren Gambar Ghibli di ChatGPT Meledak, Akankah OpenAI Digugat?

“Sekarang banyak orang kaya pergi ke gunung dan laut. Kenapa? Karena mereka sedang rindu ibunya. Siapa ibunya? Gunung dan lautan,” ungkapnya.

Dedi menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan, tanpa memandang status sosial ekonomi.

“Ayo kita jaga alam ini bersama, dari yang miskin sampai yang kaya raya,” pungkasnya.***

Berita Terkait

Bakteri E. coli dan Salmonella Mengintai! Menu MBG di Bogor Sebabkan 214 Siswa Tumbang
Usai Vonis Kontroversial Harvey Moeis, Hakim Eko Aryanto “Dibuang” ke Papua?
Bulog Serap 2 Juta Ton Beras, Cadangan Nasional Tertinggi dalam Sejarah
Di Hadapan Kabinet, Prabowo Tepis Isu Boneka Politik dan Ijazah Jokowi
Rute ke Geopark Ciletuh di Google Maps Bikin Bingung, Dinas Pariwisata Protes
Ngaku Khilaf, Dokter UI Panjat Plafon Kos demi Rekam Mahasiswi di Kamar Mandi
Tony Sumampau Bantah Tuduhan Penyetruman di Lingkungan Oriental Circus Indonesia
HIPMA Siap Kawal Layanan Publik, Wabup Dorong Kolaborasi Dua Arah

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 19:16 WIB

Bakteri E. coli dan Salmonella Mengintai! Menu MBG di Bogor Sebabkan 214 Siswa Tumbang

Senin, 12 Mei 2025 - 19:09 WIB

Usai Vonis Kontroversial Harvey Moeis, Hakim Eko Aryanto “Dibuang” ke Papua?

Minggu, 11 Mei 2025 - 18:43 WIB

Bulog Serap 2 Juta Ton Beras, Cadangan Nasional Tertinggi dalam Sejarah

Selasa, 6 Mei 2025 - 16:03 WIB

Di Hadapan Kabinet, Prabowo Tepis Isu Boneka Politik dan Ijazah Jokowi

Minggu, 4 Mei 2025 - 18:53 WIB

Viral Menangis di Puncak, Dedi Mulyadi Tegaskan Kerusakan Alam Tak Bisa Dimaafkan

Berita Terbaru

error: Content is protected !!